Buka bersama Komunitas Resistance Minangkabau mengadakan buka bersama anak panti asuhan PGAI Jati Padang, Minggu 26 Juni 2016 di Monumen Gempa (KLIKPOSITIF/ Peri)Buka bersama Komunitas Resistance Minangkabau mengadakan buka bersama anak panti asuhan PGAI Jati Padang, Minggu 26 Juni 2016 di Monumen Gempa (KLIKPOSITIF/ Peri)
KLIKPOSITIF – Para pecinta game ingress atau yang lebih akrab dengan sebutan Komunitas Resistance Minangkabau mengadakan buka bersama anak panti asuhan PGAI Jati Padang, Minggu 26 Juni 2016. Acara diadakan di Monumen Gempa, Taman Melati.
“Acara buka bersama ini mengundang 16 orang anak panti asuhan dengan dua orang guru pendamping,” ungkap Ketua Komunitas Resistance Minangkabau Peri Petro kepadaKLIKPOSITIF, Senin (27/6).
Acara itu merupakan ajang kepedulian gamers terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya. “Jadi kita tidak hanya sibuk dengan permainan,” ungkapnya.
Acara yang dimulai dari pukul 17.00 WI-20.00 ini diawali dengan penampilan grup band Indonesia Bass Family (IBF) Padang dan pengumpulan sumbangan amal dari anggota Resistance Minangkabau. Dalam acara itu, juga diserahkan santunan kepada anak-anak senilai Rp 3.200.000. “Santunan kita serahkan kepada 16 anak,” tambahnya.
Diakui Peri, acara ini juga didukung oleh Komunitas Resistance pusat di Jakarta dengan . memberikan sumbangan sebesar Rp 1.000.000 untuk acara ini.
Seperti diketahui, Komunitas Resistance Minangkabau merupakan komunitas game ingress. Game ini merupakan salah satu permainan yang memicu adrenalin yang diciptakan google.
Tim Resistance di Padang telah ada sejak tahun 2012 lalu. Sekarang, anggota tetap komunitas ini untuk wilayah Padang 74 orang. Anggota terdiri dari kalangan pelajar, mahasiswa dan yang sudah bekerja.
Tidak hanya di Padang, pecandu game ingress ini berjejaring secara nasional seperti di Jakarta dan Magelang. “Kita berharap dengan adanya acara ini komunitas makin solid dan individual makin murah hati, dermawan dan kompak,” tutur Peri.
Original source: http://news.klikpositif.com/baca/4332/pecinta-game-ingress-padang-santuni-anak-panti-asuhan